Selasa, 16 Juni 2009

Blog Entry Gaya Bahasa Remaja Masa Kini

assalaamu'alaikum wr. wb.

Pernah melihat liputan sebuah acara pentas sekolah di TV? Pernah mengamati bagaimana kaum remaja menjawab pertanyaan yang diberikan oleh para wartawan? Kira-kira beginilah :

1.
"Emm, pokoknya acara asyik banget, band-band yang tampil keren banget, musiknya OK, ya pokoknya te-o-pe deh!"
2.
"Gila, acaranya keren banget gitu, lho! Aduh pokoknya keren deh... Pokoknya yang nggak dateng nyesel aja!!"
3.
"Wah, pokoknya gua salut lah sama panitianya. Acaranya keren abis, booo!!"

Lalu bagaimana kalau dimintai komentar, misalnya tentang seorang artis favoritnya, katakanlah Jennifer Lopez?

1.
"Wah Jennifer Lopez itu top banget, gitu lho! Bodinya seksi, suaranya bagus, cantik banget, aduh pokoknya keren deh!"
2.
"Iya, gua demen banget sama J-Lo. Dia tuh udah seksi, jago nyanyi, udah gitu jago nge-dance lagi! Wah, tipe gua banget, tuh!"
3.
"Gua suka J-Lo.... karena apa ya? Ya karena dia keren aja, gitu!!!"

Entah bagaimana pendapat para guru di sekolah, yang jelas saya merasa prihatin dengan kondisi kemampuan berbahasa kaum remaja kebanyakan. Taufik Ismail sebelumnya sudah seringkali memperingatkan semua orang tentang betapa kurangnya pengajaran bahasa dan sastra Indonesia baik dari segi kualitas dan kuantitas. Saya percaya sang ikon sastra Indonesia itu memang benar. Masalahnya bisa merembet kemana-mana. Dengan kemampuan berbahasa seperti ini, maka bisa dibayangkan bagaiman buruknya kualitas komunikasi yang terjadi di dunia remaja. Mereka tidak bisa menyampaikan maksudnya dengan baik. Sebenarnya tidak ada salahnya menggunakan bahasa non-baku, asalkan maksudnya tersampaikan. Tapi dari enam contoh kalimat di atas, berapa banyakkah informasi yang bisa kita dapatkan?

Dengan kondisi seperti ini, wajarlah kiranya jika para siswa sekolah jauh lebih memilih mengerjakan soal-soal pilihan ganda daripada esai. Masalahnya jelas : mereka tidak mampu menyampaikan maksudnya dengan baik ; dengan cukup jernih sehingga bisa dimengerti oleh orang lain. Kalau cuma sekedar bilang "si A keren", "acara ini bagus", "desainnya ciamik" dan sebagainya, siapa pun bisa melakukannya. Tapi tidak ada yang mengerti maksud pembicaraannya sebenarnya. Keren seperti apa? Mengapa ia dibilang keren? Apa yang membuatnya merasa ia lebih keren daripada yang lain? Tidak ada secuil pun informasi!

Gaya berbahasa berkaitan erat dengan bahan bacaannya. Kalau yang dibaca remaja selalu masalah-masalah percintaan yang beraliran gombalisme, maka tidak heran jika pikiran mereka pun tidak terbiasa dengan hal-hal lain yang sebenarnya sangat penting. Jika pikirannya hanya disibukkan oleh hal-hal semacam itu, maka jangan heran jika mereka cenderung menghindar dari pembicaraan-pembicaraan serius (dan tentu juga tulisan-tulisan yang serius).

Menurut saya, di sekolah-sekolah, di milis-milis, atau di perkumpulan-perkumpulan pengamat bahasa dan sastra semacam FLP, misalnya, perlu digalakkan kebiasaan menyatakan pendapat. Apa pun pendapatnya, setiap orang harus bisa menyampaikannya dengan baik. Apa pun fenomena yang diamati, pasti benak setiap orang memiliki pendapat masing-masing. Mustahil ada manusia yang tidak memiliki pendapat. Yang ada hanyalah manusia yang tidak mampu atau tidak berani menyatakan pendapatnya itu.

Masalah komunikasi memang bisa berimplikasi kemana-mana. Hanya karena salah bicara, sepasang suami-istri bisa menemui perceraian. Karena maksud yang tidak tersampaikan, sudah tidak terhitung banyaknya manusia yang menyesal. Dan karena ketidakmampuan kita dalam merangkai kata, begitu banyak diskusi yang menemui kebuntuan. Singkat kata, kegagalan dalam berbahasa bisa berakibat fatal!

wassalaamu'alaikum wr. wb.


Selanjutnya . . .

LIFE’S STYLE REMAJA

Saat ini kita hidup dalam era reformasi dan globalisasi, dimana perubahan-perubahan dapat terjadi begitu saja dengan mudah dan cepat. Setiap harinya kita basah kuyup akan sajian-sajian yang diberikan oleh media baik itu berupa gambar, suara, gagasan. Dan sejuta sensasi yang bombastis. Kadang-kadang sebelum kita menelaah dan mencoba mencerna sebuah informasi baru, kita sudah dihadapkan lagi pada hal-hal baru lain. Namun pernahkah kita sadari dampak yang timbul dari unsur-unsur globalisasi yang termuat melalui sajian-sajian media, yang merupakan target utama penerima dampak dari perubahan –perubahan yang ada disekitarnya. Mengapa harus remaja? Iya, karena remaja adalah komunitas yang amat besar di lingkungan kita.

Seperti yang kita ketahui, masa muda atau yang biasa kita kenal dengan masa remaja adalah masa-masa yang paling indah. Dan masa depan suatu bangsa dapat dilihat dari bagaimana perilaku generasi mudanya. Di masa yang penuh dengan gejola ini berbagai pengalaman baru akan kita dapati. Kita akan merasa penasaran pada hal-hal yang belum pernah kita coba, yang mana sebenrnya hal-hal baru tersebut di lakukan tidak lain adalah untuk mencari jati diri. Dan dalam pencarian jati diri tersebut ada sebuah aspek penting dari sifat manusia, yang mana bahwasanya setiap manusia ingin di perhatikan dan tidak seorangpun ingin diacuhkan dan di lupakan. Semua manusia mempunyai kebutuhan dasar untuk dicintai, dikagumi dan menjadi istimewa. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang kemudian menuai kerinduan untuk mendapatkan perlaukan, penghormatan dan popularitas serta berbagai bentuk perhatian yang positif. Ada sifat kebutuhan dasar tersebut maka tidak jarang jika banyak para remaja yang senantiasa memperhatikan gaya hidupnya, seperti gaya bergaul, berpenampilan, berbicara dan berteman.
Dalam hal bergaul remaja sekarang lebih condong mengaplikasikan apa yang mereka lihat dari media, baik media televise, radio, maupun majalah-majalah yang sebenarnya apa yang mereka lihat dan mereka dengar itu tidak semuanya benar, karena kebanyakan cara bergaul yang mereka lihat dan dengar itu cenderung mengarah pada hal-hal yang bebas. Sehingga tidak sedikit dari remaja-remaja sekarang ini yang terjerumus pada pergaulan bebas seperti terjerat narkoba, tindak kriminal dan yang lebih parah lagi adalah terjerumus pada pergaulan seks bebas.
Seperti halnya narkoba, seorang remaja biasanya mengenal itu dari teman- teman sebayanya, yang awalnya hanya dengan bujukan atau iming-iming bahwasanya nikmat. Namun karena adanya tekanan dan pengaruh yang sangat kuat (peerpresure) secara terus-menerus akhirnya mereka terpengaruh untuk mencobanya. Hal lain yang tidak kalah maraknya dikalngan remaja adalah mengenai seks bebas. Dan inilah yang agaknya sampai sekarang perlu mendapatakan perhatian serius, mengingat saat ini akses informasi melalui media masa begitu mudah. Televisi, radio, internet, koran, tabloid sepertinya saling berlomba-lomba untuk menghadirkan topik mengenai seks, sehinggga banyak remaja yang sudah sangat akrab dengan informasi yang berhubungan dengan seks. Jika seorang remaja telah terjerumus pada hal-hal yang telah disebutkan tadi maka disinilah peran aktif orang tua sangat dibutuhkan. Karena seorang anak mulai dari kecil hingga dewasa membutuhkan kasih sayang, perhatian, dan dukungan dari orang tuanya, selain itu orang tua juga perlu menanamkan rasa percaya terhadap anaknya sehingga mereka tidak mudah terpengaruh atau percaya begitu saja kepada temannya.
Dalam penampilan sebagai remaja menyukai sesuatu yang modern dan mengikuti trend masa kini. Misalnya saja remaja lebih suka bergaaul dengan teman-temannya yang sepadan dengannya baik dari segi berfikirdan penampilannya. Oleh sebab itu biasanya remaja lebih suka bergaul dengan teman-teman yang mendapatkan predikat “anak gaul” popular, cantik, dan kaya tidak mudah untuk didapat oleh seorang remaja sehingga tidak tanggung-tanggung hanya karena untuk mendapatkan predikat gaul hanya dari kalangan putra dan putrid yang menghambur-hamburkan uang dari orang tuanya untuk hura-hur, shoping atau membeli sesuatu yang tidak terlalu penting semua itu hanya untuk menunjang penampilan agar tampak lebih menarik, selain untuk menunjukkan bahwa dirinya cantik dan menarik remaja putri lebih senang memakai pakaian pas body dan memperlihatkan lekuk tubuh seperti: kaos street, dan rok yang super mini.
Lain remaja putri lain halnya pula dengan remaja putra. Remaja putra tidak terlalu memfokuskan dirinya untuk membeli pakaian –pakaian sedemikian menarik seperti remaja putrid. Sebagian besar remaja putra lebih senang sekali mengikuti gaya rambut masa kini, seperti : potong rambut ala Christian Sugiono dengan cirri khas jabrik keatas, ingat jabrik bukan jambul, kalau jambul sih itu bukan Christian tapi (Gogon) srimulat. Dan potongan rambut ala Samuel Rizal dengan cirri kepala plontos yang baru-baru ini sedang ngetren dikalangan remaja dan banyak digali oleh remaja putri.
Dari segi cara berbicara, remaja masa kini lebih sering menggunakan bahasa yang ringan atau bisa disebut bahasa “gaul”, yang pelafalannya maupun penulisannya tidak baku. Ini biasa digunakan remaja jika mereka sedang berbicara dan berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Namun tidak jarang sebagian besar dari remaja tersebut menggunakan bahasa ala Jakarta seperti “elho dan gue” untuk berkomunikasi. Sehingga tidak hanya remaja Jakarta saja yang terjangkit virus “elho dan gue”, tetapi kota-kota kecil sampai daerah –daerah terpelosok pun juga tidak ketinggalan. Jika masih seperti diatas masih bisa kita anggap wajar atau masih bisa dimaklumi, karena mereka menggunakan sapaan”elho dan gue”. Jika kita hubungkan dalam segi normal, hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap norma kesopanan dan norma agama. Pasalnya dalam norma kesopanan terhadap orang yang lebih tua dari kita. Begitu juga halnya dengan norma agama, bahwa seorang anak harus dapat menghormati dan mengasihi orang tua dengan berkata¬-kata yang lembut serta tidak menggertak atau menyakitinya seperti yang telah disebutkan dalam ayat Al-qu’an
Selanjutnya . . .

Eksplorasi Gaya Rambut Masa Kini




WANITA atau pria tampaknya lebih berani bereksperimen dengan gaya rambut terkini. Tidak hanya dengan potongan rambut panjang, tetapi model cepak pun berhasil mencuri perhatian.

Fenomena tersebut memang tak muncul begitu saja, tetapi ada kontribusi besar dari para perumus tren rambut di Indonesia. Hair stylist pilihan kali ini, di antaranya Rudy Hadisuwarno, Johnny Mallato, Sugimartono, dan Irwan Muljadi.

Rudy Hadisuwarno memang paling rajin menciptakan tren rambut terkini. Tidak hanya untuk wanita, tetapi pria pun mendapatkan kesempatan untuk unjuk gigi. Tetapi sekali lagi bahwa wanita tetap menjadi prioritas utama.

Rudy menciptakan New Secret. New Secret sendiri merupakan tajuk besar dalam tren 2008. Dia lantas mengelompokkan menjadi empat unsur gaya abadi tatanan rambut, meliputi future vision, retrospective, new romantics, dan sexy drama.

Untuk gaya future vision, Rudy tampaknya ingin memberikan alternatif potongan rambut asimetris, bersih, modern, dan berkesan basah dengan tata rias nude. Sementara gaya restrospective berkutat pada potongan rambut bob, guntingan retro yang tampil modern dan glamor.

Rudy menjelaskan, gaya restrospective terinspirasi dari masa kejayaan Balenciaga tahun 1950-an hingga ikon mode twiggy tahun 1960-an yang mengetengahkan permainan warna rambut keseluruhan berwarna gelap.

Tidak cukup di situ saja, Rudy juga memberikan alternatif tatanan rambut berkonsep new romantics dan sexy drama. New romantics menonjolkan model model sanggul modern rapi dan feminin. Sementara sexy drama menonjolkan kesan sensual dengan guntingan A-line. Di mana Modelnya kecil di atas dan melebar di bagian bawah.

Berbeda dengan Rudy Hadisuwarno, hairdresser dari JCMC salon, Johnny Mallato berusaha mengingatkan kembali nuansa era 1920-an di tahun 2008. Di mana Johnny mengetengahkan sebuah gaya rambut yang mengambil teknik guntingan point cut dan perpaduan apik antara tekstur bergelombang dan gaya guntingan asimetris. Dalam kreasinya, Johnny sangat mengedepankan sisi feminitas dari seorang wanita.

Gaya seperti ini memang berusaha mempertahankan panjangnya rambut. Alhasil, terangkailah pesona kecantikan menjadi sebuah simbol kedewasaan, sportivitas, dan elegansi.

Johnny yakin bahwa gaya rambut fashion fever adalah gaya yang serasi untuk wanita yang peduli akan penampilan dan mengikuti mode. Oleh karena itu, warna yang digunakan haruslah disesuaikan dengan kepribadian si pemilik.

Beralih ke tren rambut pria, tampaknya masih berkutat dengan model klasik. Menurut Sugimartono, model klasik sangat cocok dan digemari para pria yang suka kepraktisan.

Sugi menjelaskan, model klasik ini menerapkan teknik guntingan layered cut yang pendek dan tekstur rambutnya yang lurus alami. Agar kesannya tidak monoton, rambutnya pun masih bisa diberi dengan highlight berwarna merah. Hal ini sesuai dengan anjuran tren warna rambut 2008, yang memberlakukan warna-warna cerah menggoda.
Selain Sugimartono, Irwan Muljadi memberikan kontribusi mengubah penampilan pria metroseksual menjadi lebih menarik. Dia menawarkan model rambut berpotongan pendek atau cepak.

Alasan Irwan merilis model rambut pendek tampaknya tak berbeda jauh dengan Sugimartono. Irwan melihat orang suka hal-hal yang bersifat praktis. Untuk itulah teknik guntingan yang diterapkan adalah trap merata dan trap meningkat, yang disempurnakan dengan teknik penipisan rambut.

Potongan ini memang terlihat maksimal dengan memberikan sentuhan warna-warna permanen, seperti gold, coklat tua, dan merah. Sementara warna lain seperti biru, hijau, dan ungu, bisa saja digunakan tapi hanya bersifat sementara.
Selanjutnya . . .

Selasa, 09 Juni 2009

Syle Pakaian Remaja Sekarang

New Product

blue motif
blue motif
Rp.180.000
blue motifgirl
blue motifgirl
Rp.180.000
green day
green day
Rp.80.000
green daygirl
green daygirl
Rp.80.000
woman art
woman art
Rp.80.000
woman artgirl
woman artgirl
Rp.80.000
sprinkle
sprinkle
Rp.80.000
sprinkle girl
sprinkle girl
Rp.80.000
youthgreen
youthgreen
Rp.80.000
youthgreen girl
youthgreen girl
Rp.80.000
youthred
youthred
Rp.80.000
youthred girl
youthred girl
Rp.80.000
box line
box line
Rp.80.000
electric pillar
electric pillar
Rp.80.000
dragon art
dragon art
Rp.80.000
blue line
blue line
Rp.80.000
line star
line star
Rp.80.000
unavailable
unavailable
Rp.80.000
aulcool
aulcool
Rp.80.000
aulcool girl
aulcool girl
Rp.80.000
white brown
white brown
Rp.80.000
white browngirl
white browngirl
Rp.80.000
bull
bull
Rp.80.000
bull girl
bull girl
Rp.80.000
billow
billow
Rp.80.000
billow girl
billow girl
Rp.80.000
backbone
backbone
Rp.80.000
backbone girl
backbone girl
Rp.80.000
Selanjutnya . . .